Thursday 15 August 2013

Karena kamu bidadariku........

Bidadariku, tergolek manja di pembaringannya. Sesaat tangannya bergelayut di leher, kala kudekatkan wajah dan mencium keningnya. Lelah mendera raganya, setelah perjalanan panjangnya. Dari satu awan ke awan lain, bidadari mengedarkan penghujan.

“Agar tanah-tanah basah. Agar sawah-sawah panen tepat waktunya.”kata bidadari, penuh binar. Sorot itu lalu redup.

“Sayang, silakan istirahat dulu yah,” kataku, sambil mengusap rambutnya. Beberapa butiran peluh, mengucur dari dahinya. Setelah beberapa suapan yang ditelannya perlahan. “Semoga malam akan merendam semua letihmu.”

Bidadariku mengangguk. Sepertinya ia telah mengantuk. Lalu kulantunkan lagu, sebagaimana biasa. Untuk meninabobokannya.

Tidurlah tidur bidadariku
Setelah lelah kau bermain
Mimpikan dirimu dalam istana
Menari (lincah dan bernyanyi merdu) penuh suka



Bidadari tersenyum mendengar nada sumbangku. Suaraku tak seindah Katon, penyanyi asli lagu itu. Biar begitu, bidadari selalu memujiku.

“Suaramu amat merdu. Sepanjang waktu, aku ingin mendengarnya. Saat kita berjauhan, suaramulah yang selalu kurindukan.”Dipeluknya erat tubuhku, lalu ia berbisik pelan. “Sayang, jangan pernah bosan nyanyiin lagu ini untukku, yah?!” Beberapa hari berlalu tanpamu aku sangat merindukanmu dan suara lirih itu keluar dari mulutmu : ihhhh kemana aja sihhh aku kan pengen di manjaaaa...hu..uuh!!!!



Lalu kunyanyikan lagu itu kembali. Perlahan, ia memejamkan matanya. Senyum terangkum dari bibirnya yang menguncup.

Tidurlah tidur bintang kesayanganku
Bersinar menerangi sukma
Engkaulah juga yang jadi alasan
Hingga kupacu semangat hidup menyimpan harapan





-o0o-

Bidadariku,ijinkan aku menjadi penyemangat hidupmu. jadikan aku satu-satunya alasanmu menapak jalan kehidupan. biarkanlah aku menjadi pelipur, di kala hatimu hancur. Karena harapan-harapan yang tak bersesuaian dengan kenyataan.

“Hidup, tak lebih dari sekedar menunda kekalahan,”ucapmu, kala itu. Dengan nada pesimistis. Kegagalan demi kegagalan, membuatmu makin tergelincir di pinggir jurang kekalahan.

“Sayang, usah berhitung seberapa panjang perjalanan. Usah berhitung banyaknya lubang yang membuatmu terjatuh. Dan, bukankah engkau senantiasa bangkit, sambil merakit harapan baru?”tutur ku, menyemangati.

“Itu karena dirimu, yang selalu menemani. Bersamamu, sakit dan perih akan berganti menjadi rasa gembira dan bahagia."

aku tersenyum.“Sayang, kehidupan ini tak ubahnya seperti permainan yang penuh teka-teki. Karena itu, bermainlah dengan riang. Pecahkanlah misterinya sebisanya. Dan jangan pernah menyerah...”

"Entahlah, aku merasa tak sanggup jika mesti memecahkan misteri itu sendirian."

"Masa itu pasti akan tiba. Itu adalah hukum kehidupan. suatu saat nanti gejolak asa ini akan senantiasa menyulut pertemuan. Dan jika tiba masaku, ikhlaskanlah dan sambutlah kedatanganku dengan senyuman. Jangan pernah ada air mata yang tumpah..."

Entahlah. Aku sendiri tak yakin bisa memenuhi pintamu rainbow. Karena kini, wajahku telah sembab oleh air mata...



Asaku di suatu pagi, Agustus 2013



With love Rainbow

No comments: