Thursday 15 August 2013

Sepenggal cerita,......untuk mu Rainbow,,,!!

Rainbow, Agustus ini semestinya mempertemukan kita dalam perjamuan masa. Berbulan-bulan, bertahun-tahun setelah menyamakan frekuensi, akhirnya terjadi juga resonansi di antara kita. Alangkah senangnya hati dan jiwaku, mendengar kabar bahwa kita akan bertemu. Setelah berlembar-lembar harapan kusematkan di langit doa, sepertinya pinta kita dikabulkan olehNya.

Tak kau lihatkah sayap-sayapku yang kini tumbuh semakin kuat dan siap terbang melalang jarak yang selama ini menjadi penghalang? Pertemuan pertama kita, sungguh tak sabar aku menantikannya...

Ruang maya telah mempertemukan kita kali pertama. Memicu pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Cerita-cerita seputar dirimu, mengalir bersama butiran air matamu. Aroma suka dan duka seperti tiada henti melingkupi perjalanan itu. Tapi, bukankah aku tak pernah mempermasalahkannya?
Rainbow, kebahagiaan tertinggi adalah merajut hari-hari bersama sang tercinta. Sungguh, ingin kulalui sisa-sisa hariku bersamamu. Bersama-sama, kita akan menghatur syukur pada sang pencipta. Atas segala berkah, rahmat dan hidayahNya pada kita.

Alangkah terperanjatnya, ketika kudapati statusmu di ruang maya. Engkau tak lagi single sebagaimana biasa. Tertera lelaki lain, Sebagai pacarmu. Sungguh, aku tak mengerti apa maksud ini semua. Yang lebih tak mengerti,aku memilih bungkam dan tak mempertanyakan semua itu dan berusaha mencari tahu jawabannya. Selalu begitu. Itulah caraku untuk memangkas percik-percik tanya yang bisa memicu konflik.

Bila sebelumnya Aku begitu gigih mempertanyakan semua kejanggalan. tidak demikian halnya kali ini. hanya dalam hatiku saja bukankah wajar jika lantas kubertanya: ’Masihkah ada aku di hatimu,,?’

Rainbow, andai saja engkau tahu betapa berkepingnya hatiku...

-o0o-
Sayang, sungguh kamu tak tahu betapa besar rasa cintaku padamu. Usah bertanya sebaliknya, karena aku juga akan mengatakan hal yang sama.

Aku tahu, engkau pasti tak akan percaya bila mendengar penuturanku ini. Akan banyak tuntutan pembuktian atas kata-kataku. Karenanya, cukup kesematkan kalimat itu dalam hati. Biarlah waktu yang selalu mengamininya!

kamu tahu, aku sungguh berharap berjumpa denganmu. Angan-anganku telah tumbuh menjadi sayap, hingga harapan itu tiada kuasa kusergap. Betapapun, aku telah berusaha membendung laju harapanku, agar tak makin melambung tinggi.

Tentu saja aku tahu bahwa engkau akan menerima apapun keadaanku. Aku tak pernah menyangsikannya. Bukan, bukan itu yang membuatku sangsi...

Telah kuceritakan padamu, pelangi hari-hariku tidaklah berjuntai warna-warni, sebagaimana manusia lain. Pelangiku hanya berwarna kelabu, dengan sedikit warna kehitaman di tepiannya. Telah berkali-kali kuterjatuh. Betapapun aku tak ingin mengulang kepahitan demi kepahitan, peristiwa serupa selalu saja menerpa...

Hingga ketika kucukupkan itu semua, telah kutekadkan dalam hati. Bahwa aku mencoba tuk menjadi yang paling mengerti.

Aku tak menyesal menggenggam tekad itu hingga kini. Bahkan ketika aku makin mengenalmu, smakin kuat kugenggam tekad itu. Bukan aku tak percaya padamu. Bukan pula aku takut engkau akan menyakitiku, sebagaimana wanita pada umumnya. Bukan, sungguh bukan demikian.

Kekasih, engkau terlalu suci untukku. Dan sungguh tidak layak bagiku menjejakkan diri di serambi hatimu. lelaki baik hanya untuk perempuan baik, dan sebaliknya. Sungguh, engkau berhak mendapat yang lebih layak daripada sekedar aku, yang penuh noda. Aku yakin dia lebih bisa membahagiakanmu. Dengan dia engkau bisa mewariskan keturunan; mengajarkannya cinta dan kasih sayang. Kebahagiaan itulah yang tak bisa kupersembahkan padamu.

Kekasih, walaupun waktu belum mempertemukan kita di dunia nyata. Tapi percayalah, doa-doa kebahagiaan selalu kuhaturkan untukmu.

No comments: